Tuesday, December 4, 2012

MARI KITA MEMPERINGATI BULAN MUTU BERSAMA OKKP-D

Bulan Nopember kita harus memperingati apa? Tentu kita perlu mengingat kepada pemerintah sebagai pembuatan kebijakan, pelaku usaha sebagai unit yang menghasilkan barang dan masyarakat luas sebagai konsumen, yaitu pada bulan Nopember adalah bulan dimana diperingatinya masalah mutu selama satu bulan, artinya bulan depan adalah bulan mutu.Sejarah

Setelah kalah perang pada perang dunia kedua, Jepang menyadari betul akan kehancuran negaranya, baik dari segi fisik maupun perekonomian. Industri Jepang mulai bangkit, namun tidak serta merta bisa maju, karena masyarakat dan industri Jepang berprilaku yang sangat irasional, yaitu mereka meniru barang-barang buatan dari negara China, dengan kualitas yang masih rendah, sehingga barang-barang Jepang kalah bersaing di pasar (ekapor). 

Hal ini sangat disadari betul oleh sekelompok orang di Jepang, maka pada tahun 1949 dimulailah kegiatan yang berkaitan dengan mutu yang ditandai dengan terbitnya majalah Hinshitsu Kanri atau Statistical Quality Control yang diterbitkan oleh Persatuan Ilmuwan dan Insinyur Jepang yang dikenal sebagai Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE). Dengan mempelajari kendali mutu dan menerapkan kendali mutu yang benar, maka kebiasaan masyarakat dan industri yang irasional dapat diperbaiki. Dengan kata lain melalui penerapan kendali mutu dapat menghidupkan kembali industri dan mengakibatkan terjadinya suatu revolusi pemikiran dibidang manajemen.

Bulan mutu pada mulanya dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun ke 10 terbitnya majalah Kendali Mutu Statistikal pada tahun 1960 yang diterbitkan oleh JUSE. Semenjak peringatan tersebut dimulailah gerakan yang bernama “Bulan Mutu” (Quality Month). Nama yang pertama kali diusulkan bukanlah Bulan Mutu tetapi “Bulan Kendali Mutu” (Quality Control Month), namun dalam pembahasan pemberian nama bulan mutu ini disepakati untuk menghilangkan kata “kendali”. Karena bila masih mempertahankan Bulan Kendali Mutu, maka gerakan tersebut hanya dilaksanakan oleh pihak produsen saja, pihak konsumen tidak dilibat. Maka bila ingin berhasil dalam melaksanakan gerakan bulan mutu, maka pihak konsumen juga harus dilibatkan. Dengan kata lain semakin sedikit mempergunakan kata “kendali”, semakin besar kemungkinan konsumen berpartisipasi dalam bulan mutu tersebut.

Pada waktu yang bersamaan juga diputuskan untuk menciptakan sebuah simbol dan bendera untuk kendali mutu. Untuk mendapat simbol dan bendera yang cukup representatif, Universitas Seni dan Musik Nasional Tokyo mengadakan suatu perlombaan di lingkungan mahasiswanya dan beberapa desain terpilih. Pada akhirnya diakui memiliki desain yang sama dengan simbol “Q” saat ini, kecuali bahwa warnanya adalah biru yang sama dengan biru bendera PBB. Pada waktu itu terdapat kesulitan bahwa warna biru tidak dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama dan mudah sekali pudar. Sehingga pada waktu itu dipartanyakan bagaimana mungkin bendera yang melambangkan mutu itu warnanya mudah usang? Karena pada waktu itu teknologi untuk menciptakan ketahanan warna belum berkembang seperti saat ini, kecuali untuk warna merah yang ada pada bendera Jepang, maka pemecahannya adalah mengubah warna biru menjadi warna merah seperti pada bendera Jepang. Industri bahan pewarna menjamin daya tahan warna yang dipergunakan pada bendera Jepang, dan dengan demikian bendera “Q” dapat dijamin ketahanannya yang tidak pernah pudar.

Pelaksanaan Bulan Mutu
Gerakan bulan mutu mengadakan banyak kegiatan yang diusulkan oleh Komite Bulan Mutu (Panitia). Komite mendapatkan tugas untuk menetapkan tema dan motto bulan mutu tersebut, hal ini sangat tergantung pada fokus dan tren industri yang akan dipromosikan. Selanjutnya dilakukan penerbitan pamflet, pemasangan spanduk dan menyelenggarkan ceramah, seminar, workshop, dll pada beberapa tempat. Pada dasarnya kegiatan bulan mutu dilaksanakan oleh pihak asosiasi dan sebagian besar melibatkan para pengusaha dalam pelakasanaan bulan mutu ini. Jepang memilih pelaksanaan bulan mutu pada bulan November dan mereka mengibarkan bendera bulan mutu selama satu bulan penuh pada semua industri yang sudah menjalankan program jaminan mutu dan menyelenggarakan kegiatan yang sangat berarti yang berkaitan dengan mutu.

Adapun ide penyelenggaraan bulan mutu ini diilhami oleh kebiasaan menyelenggarakan “Minggu Keselamatan” yang sudah lama berlaku di Jepang. Maka inisiatif pelaksanaan “Gerakan Bulan Mutu” dilaksanakan oleh pihak swasta, dan Jepang mungkin merupakan negara satu-satunya yang mempertahankan usaha yang berkesinambungan seperti itu, melaksanakannya setiap tahun dalam bulan November. Pada tahun 1978 pemerintah China menentukan bulan September sebagai bulan mutu yang berlaku di negaranya.
Bagaimana dengan di Indonesia ? memang melalui koodinasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah ditetapkan pada bulan November sebagai gerakan bulan mutu di Indonesia. Kegiatan bulan mutu yang dkoordinasikan oleh BSN lebih banyak menyentuh aktivitas pada sektor industri.

Bagaimana dengan sektor pertanian ? Kalaupun dilaksanakana peringatan bulan mutu, seperti apa kegiatannya? Apakah tepat untuk melaksanakan kegiatan bulan mutu pada bulan November? Kenapa tidak digabungkan saja dengan Kegiatan Hari Krida Pertanian yang sudah lebih terfokus dan dilaksanakan selama satu bulan penuh?.

Meskipun Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian telah melaksanakannya setiap tahun. Seperti apa bentuk kegiatan yang dikoordinasikan oleh Direktorat Mutu dan Standardisasi? Apakah dengan melaksanakan seminar dan kegiatan promosi selama beberapa hari saja dengan menghadirkan beberapa birokrasi dan pelaku usaha daerah, sudah dapat dikatakan memperingati bulan mutu. Bukankah pelaksanaan kegiatannya harus dilaksanakan selama satu bulan? Sudahkah kita melibatkan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) sebagai satu-satu lembaga pengawasan mutu hasil pertanian di daerah yang didukung oleh fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)? Kelembagaan ini sudah diamanatkan oleh Menteri Pertanian berdasarkan Permentan No. 20 tahun 2010 untuk dibentuk di seluruh Propinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, dimana pada saat ini baru terbentuk OKKP-D hampir di seluruh Propinsi, namun di tingkat Kabupaten/Kota belum ada sama sekali. 

Dengan tujuan untuk memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap komoditi pertanian yang dihasilkan, termasuk jamin mutu berdasarkan ISO 9001, jaminan keamanan pangan berdasarkan Analisa Bahaya Penengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point, HACCP), jaminan organik berdasarkan SNI Sistem Pertaian Organik, jaminan RSPO, ISCOCOA, dll.

Selain pemilihan waktu yang tepat dan kelembagaan pengelola untuk kegiatan bulan mutu di sektor pertanian, penyelanggaranya juga sudah harus ditinjau kembali, yaitu dari insitusi pemerintah dan para peserta sebagian besar juga orang-orang dari pemerintahan, mulai dialihkan kepada para asosiasi atau organisasi-organisasi profesi serti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), PERPADI, Asosiasi Pengusaha Bunga Indonesia (SBINDO), Asosiasi Pengusaha Coklat Indonesia, meskipun dari segi pendanaannya masih difasilitasi oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.

Melaksanakan bulan mutu yang dikaitkan dengan Hari Krida Pertanian mempunyai implikasi yang positif. Paling tidak pemahaman gerakan bulan mutu dapat terealisasi sesuai dengan filosofi diadakannya bulan mutu, yaitu sebanyak mungkin melibatkan pihak produsen dan konsumen (masal) dan kegiatan ini dapat dilakukan secara berjenjang dalam waktu yang bersamaan, mulai dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, BPP, desa dan kelompok tani. Dan sekaligus memberdayakan kelembagaan perhimpunan, asosiasi, kelembagaan profesi diharapkan penetrasi program jaminan mutu di Indonesia akan lebih cepat terelasi, sehingga komoditi dan produk pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar internasional dengan adanya program jaminan mutu dan keamanan pangan yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian.

Kalaupun kita belum mempunyai kesepakatan untuk memperingati bulan mutu yang bergabung dengan hari krida pertanian pada bulan juni-juli, untuk memperingati bulan mutu pada bulan Nopember 2012 ini, marilah peringatan ini kita transmisikan atau kita sebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan mutu dan keamanan komoditi dan produk pertanian. OKKP-P, OKKP-D dan PMHP, mari kita gerakan bulan mutu ini dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan komitmen kita terhadap mutu, sebagai tugas yang mulia dalam melindungi konsumen dan masyarakatan luas dari produk-produk yang tidak bermutu, tidak aman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Photobucket